Ustadz Abdul Somad: Jika Tak Rela Anak Ditempeleng, Urus Sendiri di Rumah

Berita Teraktual dan Terpercaya

(Photo Ustadz Abdul Somad saat Mengisi Kajian)

Dumai – Sebuah potongan video ceramah Ustadz Abdul Somad (UAS) kembali menjadi sorotan publik. Dalam video yang beredar di media sosial, dai kondang asal Riau tersebut menanggapi isu yang tengah ramai terkait kasus penamparan seorang siswa oleh guru atau kepala sekolah.

Dalam tanggapannya, UAS menyampaikan pandangan yang tegas mengenai posisi guru dalam mendidik murid. Ia menegaskan bahwa jika dirinya memiliki anak yang melakukan kesalahan di sekolah, lalu anak tersebut diberi hukuman oleh guru, maka ia tidak akan mempermasalahkannya.

“Kalau anak saya salah, terus ditempeleng guru atau kepala sekolah, saya dudukkan kepala sekolah atau guru itu dan anak saya, lalu saya suruh guru itu tempeleng lagi anak saya,” ujarnya dalam video tersebut.

UAS menegaskan bahwa guru dan kepala sekolah adalah perpanjangan tangan orang tua dalam mendidik anak. Karena itu, ia menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan anak kepada pihak sekolah selama anak berada di sana.

“Saya tak punya kemampuan mendidik anak saya, makanya saya titipkan ke sekolah. Jadi terserah mau dibuat apa selama tujuannya mendidik,” lanjutnya.

Lebih jauh, UAS juga menyampaikan pesan keras kepada orang tua yang tidak rela anaknya ditegur atau diberi hukuman di sekolah. Menurutnya, jika tidak siap menerima proses pendidikan sebagaimana mestinya, maka sebaiknya anak tersebut tidak dititipkan ke sekolah.

“Kalau tak rela, tak rida anaknya ditempeleng, ambil anaknya, urus sendiri. Jangan dititipkan ke sekolah,” tegasnya.

Pernyataan UAS tersebut menuai beragam reaksi di tengah masyarakat. Sebagian pihak menilai ucapan beliau sebagai dukungan terhadap ketegasan guru dalam mendidik siswa, sementara sebagian lain menganggapnya perlu diimbangi dengan prinsip pendidikan yang bijak tanpa kekerasan.

Namun, secara umum, pesan UAS ini kembali mengingatkan bahwa pendidikan membutuhkan kerja sama antara guru dan orang tua, serta saling percaya dalam membentuk karakter dan kedisiplinan anak.

Penulis : Dawit

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *