“Suara Perempuan NU dari Dumai: Menggema Sejak Dulu, Teguhkan penguatan di Zaman Kini”

Berita Teraktual dan Terpercaya

(Photo Flyer Diseminasi Hasil Penelitian Bertajuk “Narasi Perlawanan Perempuan NU terhadap Patriarkisme dan Konservatisme: Suara Perempuan NU, Meneguhkan Peran dan Martabat di Tengah Tantangan Zaman)

Dumai, 12 Oktober 2025 – Aula Kantor Kadin Kota Dumai dipenuhi semangat refleksi dan dialog dalam acara “Diseminasi Hasil Penelitian” bertajuk “Narasi Perlawanan Perempuan NU terhadap Patriarkisme dan Konservatisme: Suara Perempuan NU, Meneguhkan Peran dan Martabat di Tengah Tantangan Zaman.”

Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama Yulmitra Handayani, SH., M.H. dosen Hukum Keluarga Islam IAIN Datuk Laksemana Bengkalis. Adapun penyelenggaraan acara diprakarsai oleh Muslimat NU Kota Dumai di bawah kepemimpinan Ellis Sadaryati, B.Sc., selaku Ketua PC Muslimat NU.

(Photo Narasumber Utama Yulmitra Handayani, SH., M.H. Dosen Hukum Keluarga Islam IAIN Datuk Laksemana Bengkalis, Riau)

Suara Akademisi untuk Perempuan NU

Dalam pemaparannya, Yulmitra menekankan pentingnya peran perempuan NU dalam merawat nilai keislaman yang moderat, inklusif, dan berkeadaban. Menurutnya, perempuan tidak boleh hanya dipandang sebagai objek dalam struktur sosial, melainkan aktor yang aktif meneguhkan posisi keagamaan, pendidikan, serta sosial kemasyarakatan.

“Perempuan NU harus menjadi pilar penyangga dalam menghadapi arus globalisasi, digitalisasi, dan perubahan nilai budaya. Di tengah derasnya arus zaman, peran perempuan sangat krusial untuk memastikan Islam tetap hadir dengan wajah rahmatan lil ‘alamin,” ujar Yulmitra.

Refleksi Sejarah Perjuangan Perempuan

Ketua PC Muslimat NU Kota Dumai, Ellis Sadaryati, dalam sambutannya menegaskan bahwa perjuangan perempuan bukanlah hal baru. “Sejak dahulu, perempuan sudah mengambil bagian dalam perjuangan bangsa dan agama. Semangat itu harus terus kita warisi, agar perempuan NU hari ini tetap teguh menjaga martabat dan hak-haknya,” ungkapnya.

Ungkapan tersebut menjadi penegasan bahwa sejarah panjang keterlibatan perempuan memberi pijakan kuat untuk melanjutkan langkah di masa kini.

Menjawab Tantangan Zaman

Forum ini juga membahas strategi penguatan peran perempuan NU di masa depan, termasuk melalui pembangunan jaringan, kolaborasi lintas sektor, dan aksi nyata dalam pemberdayaan masyarakat. Yulmitra menekankan, penguatan tersebut bukan hanya soal hak, tetapi juga soal tanggung jawab perempuan dalam mengawal nilai-nilai luhur di tengah perubahan sosial.

Ruang Refleksi Bersama

Acara ini menjadi wadah akademis sekaligus ruang refleksi sosial bagi perempuan NU. Dengan topik-topik strategis seperti kepemimpinan sosial-religius, tantangan perempuan di era modern, serta martabat dan hak perempuan, kegiatan ini mengingatkan publik bahwa suara perempuan NU adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan bangsa.

“Suara perempuan NU tidak hanya pantas didengar, tetapi juga harus menjadi arah dalam merumuskan kebijakan sosial dan keagamaan,” pungkas Yulmitra.

Editor : Dawit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *