Sekretaris Masjid Nurul Jannah, Wiwit Sulistyanto: “Jangan Kunci Toilet Masjid, Jadikan Fasilitas Umum Sebagai Dakwah, Masjid Bustanul Abidin Sukajadi Misalnya”

(Photo Masjid Bustanul Abidin, Jalan Natuna, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Dumai Kota)

Dumai – Wiwit Sulistyanto, ST., selaku Sekretaris Masjid Nurul Jannah, menyampaikan pesan penting kepada seluruh pengurus masjid, khususnya di Kota Dumai, agar tidak mengunci kamar mandi atau toilet masjid. Menurutnya, fasilitas masjid harus bisa menjadi sarana kemaslahatan umat, baik untuk beribadah maupun kebutuhan mendasar seperti buang air.

“Bisa saja ada orang musafir, ada yang sedang dalam perjalanan, atau bahkan ada orang yang belum terbiasa sholat tapi butuh toilet. Kalau pintu masjid tertutup rapat, bisa jadi mereka merasa asing. Padahal, justru dari hal kecil ini kita bisa berdakwah,” ungkap Wiwit.

(Photo Kamar Mandi dan Tempat Wudhu Masjid Bustanul Abidin, Jalan Natuna, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Dumai Kota)

Ia menekankan bahwa Al-Qur’an dan hadits Nabi SAW mengajarkan agar umat Islam memakmurkan masjid dan bersaksi bahwa yang senantiasa ke masjid adalah orang beriman. Allah Ta’ala berfirman:

 إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِر

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (QS. At-Taubah: 18).

Rasulullah SAW juga bersabda:

…… إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بِالْإِيمَانِ

“Apabila kalian melihat seseorang terbiasa mendatangi masjid, maka bersaksilah bahwa ia beriman.” (HR. Tirmidzi).

“Bayangkan, seseorang awalnya hanya masuk ke masjid untuk buang air kecil, tapi saat mendengar azan berkumandang, ia tergerak untuk sholat. Inilah dakwah yang sederhana namun bermakna,” tambahnya.

(Photo Pintu Depan Masjid Bustanul Abidin, Jalan Natuna, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Dumai Kota)

Sebagai contoh nyata, Wiwit menceritakan pengalamannya di Masjid Bustanul Abidin yang berada di Kecamatan Dumai Kota, Kelurahan Sukajadi. Masjid tersebut terbuka bagi siapa pun, baik untuk menggunakan toilet maupun melaksanakan sholat sunnah. “Saya merasakan langsung bagaimana masjid ini benar-benar ramah. Jamaah ataupun musafir bisa masuk dengan leluasa, dan itu menghadirkan suasana masjid yang hidup,” ujarnya.

Terkait kekhawatiran keamanan, Wiwit mengusulkan agar masjid tetap memasang CCTV atau menyediakan kunci terbatas di beberapa titik. Namun minimal ada satu toilet yang selalu terbuka untuk umum, atau menyediakan area khusus seperti emperan dengan sajadah untuk sholat sunnah.

“Masjid harus jadi rumah semua orang. Jangan sampai masyarakat berpikir masjid hanya untuk segelintir jamaah. Kalau fasilitas dasar seperti kamar mandi saja terkunci, bagaimana kita bisa mengajak orang lebih dekat kepada Allah?” tutupnya.

Himbauan ini diharapkan bisa menggugah kesadaran seluruh pengurus masjid di Dumai, Indonesia, bahkan dunia, untuk menjadikan masjid sebagai tempat ramah umat sekaligus sarana dakwah yang terbuka.

Penulis : Dawit

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *