Di tengah panas dan debu jalanan kota Dumai, seorang pria berjaket kuning mengendarai motornya dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya. Namanya AAR, seorang pemuda sederhana yang memilih menjadi driver ojek online bukan karena keputusasaan, melainkan karena cita-cita yang suci: ingin menghalalkan pujaan hatinya.
AAR bukan tanpa kemampuan. Ia punya ijazah, punya skill dan bahkan pernah bekerja di beberapa tempat. Namun, keadaan ekonomi yang belum stabil membuatnya memilih jalan realistis, menjadi kurir dan pengemudi ojol demi mengumpulkan dana sedikit demi sedikit.
Setiap hari, dari pagi hingga malam, ia menjemput rezeki di antara lalu lintas dan panas matahari. Helm dan jaket kuningnya menjadi saksi perjuangan seorang lelaki yang tak ingin hanya bermimpi, tapi benar-benar berusaha mewujudkannya.
“Buat sebagian orang, kerja seperti ini mungkin dianggap rendah. Tapi bagiku, ini cara halal untuk menjemput masa depan,” ujar AAR ketika ditemui di sebuah masjid sehabis melaksanakan sholat zhuhur.
Ia tahu, jalan menuju pernikahan bukan hanya soal cinta, tapi juga tanggung jawab, kesiapan dan keberanian untuk berjuang. Menjadi driver ojol bukan akhir cerita, melainkan awal dari perjuangan menuju kehidupan yang lebih berarti.
AAR tidak ingin terburu-buru. Ia lebih memilih memantapkan diri, menabung dari setiap perjalanan yang dilaluinya. Setiap kilometer bukan sekadar jarak, tapi langkah menuju masa depan yang halal dan diridhai.
“Yang penting bukan di mana kita bekerja,” katanya sambil tersenyum. “Tapi untuk siapa dan karena siapa kita bekerja.”
Kini, banyak orang mengenalnya bukan hanya sebagai driver, tapi sebagai sosok yang menginspirasi, bahwa pekerjaan apapun bisa menjadi jalan kemuliaan, selama niatnya benar dan usahanya sungguh-sungguh.
Penulis : Dawit