Sering kali kita mengira bahwa mundur berarti lemah. Padahal, dalam banyak keadaan, mundur justru menjadi langkah bijak yang menyelamatkan diri dan orang lain.
Seperti filosofi sederhana dari gambar batang korek api. Api yang menjalar dari satu batang ke batang lain ibarat fitnah, amarah, ghibah atau dosa yang menyebar di tengah manusia. Namun, ada satu batang korek yang mundur. Karena ia menahan diri, api berhenti, dan kebinasaan tidak berlanjut.
Hikmah Islami
1. Menahan diri dari keburukan adalah bagian dari amar ma’ruf nahi munkar.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
2. Tidak semua masalah harus dihadapi dengan emosi.
Allah ﷻ berfirman :
“… dan tahanlah amarahmu, serta maafkanlah manusia. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)
3. Menjaga lisan berarti menjaga keselamatan orang lain.
Nabi ﷺ bersabda:
“Seorang Muslim adalah yang orang lain selamat dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari & Muslim)
Penutup
Mundur atau menahan diri bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan sejati dalam Islam. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Orang kuat bukanlah yang menang dalam gulat, tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari & Muslim)
✨ Maka, jika suatu saat kita dihadapkan pada fitnah, amarah atau keburukan, ingatlah bahwa satu langkah menahan diri dapat menyelamatkan banyak jiwa.
Penulis : Wiwit Sulistyanto, ST. C. ITE , C. IFA (Ketua Muallaf Center Baznas Kota Dumai)












