Dumai – Dalam ajaran Islam, setiap bayi yang baru lahir, baik laki-laki maupun perempuan, dianjurkan untuk dikumandangkan adzan di telinga kanannya. Amalan ini bukan sekadar tradisi, melainkan memiliki hikmah yang dalam bagi kehidupan sang anak.
Para ulama menjelaskan bahwa hikmah mengadzani bayi di antaranya:
1. Menanamkan tauhid sejak awal kehidupan
Saat pertama kali bayi datang ke dunia, suara adzan yang didengarnya adalah seruan tauhid, keesaan Allah SWT. Hal ini mengajarkan bahwa hidup dimulai dengan kalimat penghambaan kepada Allah, sebagaimana saat meninggal dunia dianjurkan dituntun dengan kalimat lā ilāha illallāh.
2. Mengusir setan dari sekitar bayi
Diketahui bahwa setan selalu berusaha mengganggu manusia, terlebih sejak bayi dilahirkan. Namun, suara adzan membuat setan lari terbirit-birit. Karenanya, kumandang adzan diyakini melindungi bayi dari gangguan makhluk jahat. Bahkan, bila ada orang yang menjauh ketika mendengar adzan, maka patut dipertanyakan keadaan hatinya (apa mungkin dia setan).
3. Mendapatkan doa dan perlindungan Allah
Selain adzan, dianjurkan pula membacakan beberapa ayat Al-Qur’an di telinga bayi, seperti Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Qadr (Innā anzalnā) dan doa dari Al-Qur’an:
وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Dan sesungguhnya aku mohon perlindungan untuknya serta anak cucunya kepada-Mu dari setan yang terkutuk.” (QS. Ali Imran: 36)
Anjuran ini dijelaskan dalam Hasyiyah I’anatut Tholibin karya ulama besar Sayyid Al-Bakriy, yang menjadi salah satu rujukan penting dalam fiqih madzhab Syafi’i.
Dengan demikian, mengadzani bayi sejak lahir bukan hanya rutinitas, tetapi sarat dengan makna spiritual. Ia menjadi pengingat bahwa kehidupan manusia dimulai dengan tauhid, dijaga dari godaan setan dan diliputi doa-doa kebaikan.
Penulis : Dawit