Dumai – Perkembangan Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) terus mencuri perhatian dengan kemajuan proyek-proyek strategisnya. Salah satu sorotan utamanya adalah Istana Wakil Presiden (Wapres) yakni kantor Gibran Rakabuming Raka, yang kini telah mencapai progres 43 persen serta dilengkapi dengan kaca antipeluru sebagai fitur keamanan yang sangat canggih.
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa pembangunan Istana Wapres telah menyelesaikan struktur utama dan kini memasuki tahap arsitektural, termasuk pemasangan kaca anti peluru yang telah mencapai 22 persen. Proyek tahap pertama ini mencakup beberapa tempat diantaranya kantor wapres, kediaman wapres, kantor sekretariat wapres, pendopo, masjid, serta fasilitas pendukung, seperti mes Paspampres, parkir, pos jaga dan helipad.
Kaca anti peluru menjadi salah satu elemen kunci untuk memastikan keamanan bangunan yang merupakan obyek vital nasional untuk memenuhi standar keamanan ketat. Selain Istana Wapres, kaca antipeluru juga telah dipasang di Istana Negara yang dirancang untuk memberikan perlindungan maksimal terhadap ancaman fisik, seperti serangan atau bencana.
Kaca anti peluru yang dipasang ini mampu menahan proyektil dari senjata api untuk memastikan keselamatan pejabat negara. Tak sekadar memenuhi fungsi keamanan, kaca ini dirancang dengan teknologi canggih untuk efisiensi energi dan tampilan elegan, sesuai konsep smart forest city IKN. “Proyek ini ditargetkan selesai pada Desember 2025,” ujar Basuki, Rabu (28/5/2025).
“Huma Betang Umai”, adalah filosofi lokal dalam desain modern dengan nilai proyek Rp 1,45 triliun dan luas lahan 14,8 hektar. Istana Wapres dirancang dengan mengusung konsep “Huma Betang Umai” (Rumah Panjang Ibu) dari budaya Dayak, melambangkan peran pengayom dan keberlanjutan.
Filosofi ini mencerminkan peran ibu sebagai pengayom dan pelindung, sekaligus menghubungkan dengan konsep “Ibu Kota” dan “Ibu Pertiwi”. Desain ini mengintegrasikan elemen tropis kontemporer, hemat energi dan material alami, seperti atap energi surya dan lanskap hijau untuk mendukung konsep carbon negative. Kemudian, dinding dilapisi kayu ukiran karya seniman Jawa dan Bali, anyaman pisang, marmer dan granit, serupa dengan desain Istana Negara. Konsep ini menjadikan Istana Wapres tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga simbol keberagaman dan keberlanjutan Indonesia.
Penulis : Dawit